Rabu, 27 Juli 2016

Cerpen



1.      Kisah Sulaman Kasih


Sepuluh tahun lalu saya mengunjungi nenek yang terbaring sakit dan mendapat perawatan jalan. Dokter memberitahu rentang kehidupan nenek, “Waktu hidupnya pendek.”
Dua minggu lalau ibu membelikan alat sulam baru.
“Nenek ingin mengisi waktunya dengan menyulam.”
Ibu belajar menyulam dari nenek. Usia lanjut nenek menghalanginya untuk menyulam seperti saat sehat.
Jarinya mulai gemetar saat menusukkan jarum sulam ke kain.
Saat nenek tidur, ibu membentuk beberapa kesalahan sulaman. Paginya nenek meneruskan sulamannya tanpa mengeatahui tangan lain ikut menyulam di kain yang sama.
“Nenek menyulam apa?” tanya saya.
“Hadiah kejutan untuk ibumu. Nenek mengenang saat mengasuh ibumu saat  ia kecil.”
Setiap malam selama sebulan ibu merapikan sulaman nenek kecuali malam terakhir. Nenek menyulam hingga larut malam. Ibu dan saya tertidur di sisi nenek.
Paginya saya terbangun oleh rengkuhan ibu.
“Nenek tutup usia beberapa saat setelah menyerahkan sulamannya pada ibu.”
Ibu memperlihatkan sulaman kepada saya.
“Nenek menyulam dirinya yang berjaga di sisi tempat tidur ibu yang sakit waktu seusiamu.”
Disudut kanan bawah kain tertera kalimat dengan beragam warna.
“Terima kasih engkau telah menjagaiku.”
Nenek menyelesaian sulaman dengan sempurna.
_just for you Kanisius

Tidak ada komentar:

Posting Komentar