1. Kisah Sulaman Kasih
Sepuluh tahun lalu saya mengunjungi nenek
yang terbaring sakit dan mendapat perawatan jalan. Dokter memberitahu rentang
kehidupan nenek, “Waktu hidupnya pendek.”
Dua minggu lalau ibu membelikan alat sulam
baru.
“Nenek ingin mengisi waktunya dengan
menyulam.”
Ibu belajar menyulam dari nenek. Usia
lanjut nenek menghalanginya untuk menyulam seperti saat sehat.
Jarinya mulai gemetar saat menusukkan jarum
sulam ke kain.
Saat nenek tidur, ibu membentuk beberapa
kesalahan sulaman. Paginya nenek meneruskan sulamannya tanpa mengeatahui tangan
lain ikut menyulam di kain yang sama.
“Nenek menyulam apa?” tanya saya.
“Hadiah kejutan untuk ibumu. Nenek
mengenang saat mengasuh ibumu saat ia
kecil.”
Setiap malam selama sebulan ibu merapikan
sulaman nenek kecuali malam terakhir. Nenek menyulam hingga larut malam. Ibu
dan saya tertidur di sisi nenek.
Paginya saya terbangun oleh rengkuhan ibu.
“Nenek tutup usia beberapa saat setelah
menyerahkan sulamannya pada ibu.”
Ibu memperlihatkan sulaman kepada saya.
“Nenek menyulam dirinya yang berjaga di
sisi tempat tidur ibu yang sakit waktu seusiamu.”
Disudut kanan bawah kain tertera kalimat
dengan beragam warna.
“Terima kasih engkau telah menjagaiku.”
Nenek menyelesaian sulaman dengan sempurna.
_just
for you Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar