Janji Ayah
Pada tanggal 7 Desember 1988 terjadi gempa
bumi dengan skala 6,9 richter meluluhlantakan Armenia, sebuah negara perbatasan
antara Turki dan Azerbaijan. Kota Spitak bahkan hancur total sehingga kota baru
perlu dibangun pasca gempa. Tim penelamat dengan bantuan anjing pelacak
berusaha menyelamatkan korban yang barang kali tertimbun reruntuhan dan mungkin
diselamatkan kehidupannya.
Seorang laki-laki bergegas meuju sekolah
puteranya. Ia mendapati sekolah runtuh.
“Ruang
kelas, anakku kemungkinan di sekitar sini.”katanya sambil mengangkati
reruntuhan bangunan.
Beberap warga yang melihatnya menasehati,
“Tindakanmu akan berakhir sia-sia saja.
Jangan melelahkan diri, apa lagi melukai dirimu. Engkau lebih baik pulang
kerumah.” Laki-laki itu menggelengkan kepala.
“Aku berjanji menjemput Armand, anakku,
sepulang dari sekolah.”
“Ia akan berhenti sendiri ketika malam
tiba,’ kata beberapa orang.
Tanpa menghiraukan lelah ia menyingkirkan
reruntuhan yang memakan waktu hingga 38 jam.
“Ayah!”
Armand!”
“Ayah! Aku bersama 14 teman sekolah menanti
ayah. Kami bertahan hidup karena aku ingat janji ayah menjemputku pulang dari sekolah.”
“Ayah setia janji,” sambil mengelap peluh air mata.
_just
for you Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar