Rapor Plus
Bola-bola kertas berhambur mengenai tubuh
Putri dari segala arah. Ruang kelas seketika gaduh. Ejekan sinis keluar dari
mulut pelempar kertas. Bel sekolah menghentikan aksi mereka.
Ibu wali kelas menyerahkan rapor Putri
kepada ibunya.
“Nilai Putri bagus. Sekolah sepakat untuk
mengusulkan Putri sebgai siswi teladan nasional,” ujar wali kelas.
“Tetapi...,” kata ibunya sambil menunjuk
urutan ranking Putri.
“Sisiwi lain memeang lebih tinggi nilai
akademiknya.” Jelas bu guru.
“Keputusan sekolah mudah mengundang
kekecewaan pada siswi tersebut. Sekolah-sekolah lain hampir selalu mengusulkan
siswa atau siwi ranking satu,” tanggap ibunya Putri.
“Kami menjaring pendapat dari siswi-siswi
lain. Sebuah surat membantu kami mengambil pilihan akhir terhadap beberapa
calon,” kata ibu guru.
Surat menyinggung nama Putri.
“Murid-murid lain seringkali
mengolok-olokku. Saat mereka melempariku dengan bola kertas, Putri melindungi
aku dengan membiarkan bola-bola kertas itu mengenai tubuhnya. Ia satu-satunya
siswa yang mengambil tindakan membela diriku.”
“Calon lain barangkali memiliki kebaiakn
plus seperti Putri,” tanggap ibunya Putri bijaksana.
“Sikap seorang Putri membela sahabatnya
mengubah perilaku kelas,”jelas ibu guru.
_just
for you Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar