1000 Langkah
Berta menata ratusan buku yang semula
berserakan pada almari. Setiap buku menyingkap pergumulannya berdiri di sebuah
titik hidup yang semula jauh dari bayangan.
“Engkau membuang banyak waktu berharga dalam
hidupmu!” ujar pacarnya yang kecewa.
“Engkau mempersulit sendiri kehidupanmu. Pekerjaan
ini hanya memberimu uaban!” ujarnya emosional.
Berta menatap langkah jarum jam.
“Hampir 12 tahun,”Kata Berta lirih.
Dor!Dor!Dor!
Berta merangkak mendekati mahasiswwa yang
bersimbah darah karena tembakan. Desingan peluru seperti hujan yang mengejar
calon korbannya.
“Seorang sahabat hidupnya berakhir diujung
peluru saat menyelamatkan korban,” kenang Berta. Ia memegang buku tentang
kekerasan negara yang baru saja usai diterbitkan.
“Dokter Berta, bagaiman Saudari sampai
mengambil langkah hidup yang penuh resiko ini?” tanya seorang mahasiswa penuh
kegagungan saat bedah buku.
“Langkah pertama memanggul korban yang
bersimbah darah menghantar 999 langkah lainnya,” ujar Berta terdendat-sendat
dengan bibir gemetar.
“Saya awalnya berpikir mengambil langakh
seribu saat melihat hujan peluru.”
_just
for you Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar