Kado Natalia
Saya duduk di kamar sibuk membuka kado
ultah dari sahabat dekat.
Saya terkejut dengan dering telpon genggam.
“Selamat Ultah. Om Patty udah buka kado
saya?”
“Natalia ya?”
“Kok langsung tahu sich? Padahal Natalia baru mau minta om nebak suara saya.”
“Sebentar ya.”
Natalia duduk ditaman kanak-kanak. Ia
paling sering pergi ke Gereja dengan mamanya. Ia anak penuh bakat, terutama
melukis.
“Lukisannya saya bagus?
Ia pernah meminta foto bersama saya di
depan gereja. Ia memeluk saya di foto.
“Bagus sekali.”
“Saya sering mendapat juara melukis. Tapi
saya selalu kesulitan melukis laki-laki. Saya bisa melukis bagus sekali kalau
Natalia dekat dengan pribadi itu.”
“Natalia suka melukis apa saja?”
“Natalia paling suka melukis mama. Ia
sayang sekali dengan Natalia.”
“Pernah melukis papa?”
Percakapan
terselingi keheningan.
“Belum pernah.”
Terdengan isak kecil di seberang telepon.
Terdengan isak kecil di seberang telepon.
“Papa tinggal bersama mama dan Natalia.
Tapi papa jauh dari mama. Papa juga jauh dari Natalia.”
Percakapan terselingi isak tangis. Kalai
ini Natalia mendengan isakan saya.
_just for you Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar